Tuesday, May 16, 2023

Tata Cara Ibadat Doa Novena Tiga Salam Maria

 

Tidak hanya sebatas Novena, salah satu cara devosi kepada Bunda Maria bisa dikemas dalam bentuk ibadat. Berikut adalah urutan dan tata cara ibadat doa Novena 3 Salam Maria.

Tanda Salib

Atas Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Amin.

Syadat Para Rasul

Aku percaya akan Allah,

Bapa yang mahakuasa,

Pencipta langit dan bumi;

Dan akan Yesus Kristus,

Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita,

Yang dikandung dari Roh Kudus,

Dilahirkan oleh Perawan Maria;

Yang menderita sengsara

Dalam pemerintahan Pontius Pilatus

Disalibkan, wafat, dan dimakamkan;

Yang turun ke tempat penantian

Pada hari ketiga bangkit dari antara orang mati;

Yang naik ke surga,

Duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang mahakuasa;

Dari situ Ia akan datang mengadili orang yang hidup dan yang mati.

Aku percaya akan Roh Kudus,

Gereja katolik yang kudus,

Persekutuan para kudus,

Pengampunan dosa,

Kebangkitan badan,

Kehidupan kekal.

Amin.

Doa Bapa Kami

Bapa kami yang ada di surga,

Dimuliakanlah nama-Mu.

Datanglah kerajaan-Mu.

Jadilah kehendak-Mu

di atas bumi seperti di dalam surga.

Berilah kami rezeki pada hari ini,

dan ampunilah kesalahan kami,

seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami.

Dan janganlah masukkan kami

ke dalam pencobaan,

tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat.

Amin

Doa Tobat

Allah yang maha rahim, aku menyesal atas dosa-dosaku.

Aku sungguh patut Engkau hukum, terutama karena aku telah tidak setia kepada Engkau yang maha pengasih dan maha baik bagiku.

Aku benci akan segala dosaku, dan berjanji dengan pertolongan rahmat-Mu hendak memperbaiki hidupku dan tidak akan berbuat dosa lagi.

Allah yang maha murah, ampunilah aku, orang berdosa.

Amin

Isi Doa Novena Tiga Salam Maria

Setelah melakukan panduan di atas, selanjutnya masuk ke bagian inti doa Novena Tiga Salam Maria. Berikut ini adalah teks resmi doa Novena 3 Salam Maria versi Bahasa Indonesia berdasarkan buku Puji Syukur no.215:

Bunda Maria, Perawan yang kuasa, bagimu tidak ada sesuatu yang mustahil, karena kekuasaan yang dianugerahkan Tuhan yang mahakuasa kepadamu. Maka dengan sangat aku mohon bantuanmu dalam kesulitanku. Janganlah kiranya engkau meninggalkan daku, sebab engkau pasti dapat menolong, meski dalam perkara sulit yang tak ada harapannya sekali pun, engkau tetap menjadi penolong.

Baik keluhuran Tuhan, kehormatan namamu maupun keselamatan jiwaku akan bertambah, jika engkau sudi mengabulkan permohonan ini. Oleh karena itu kalau permohonan ini benar-benar selaras dengan kehendak Tuhan yang mahakasih dan mahasuci, aku mohon dengan sangat, ya Bunda yang kuasa dalam permohonan, sudilah kiranya Bunda meneruskan permohonanku ini ke hadirat putramu, Yesus, yang pasti takkan menolakmu.

Pengharapanku yang besar ini berdasarkan kekuasaan tak terbatas, yang dianugerahkan Allah Bapa kepadamu. Dan untuk menghormati kekuasaanmu aku berdoa bersama Santa Mechtildis, yang kau beritahu tentang latihan kebaktian ‘Tiga Salam Maria yang sangat besar manfaatnya.

Salam Maria 3x…

Doa Permohonan (Sampaikanlah apa yang menjadi harapan dan permohonnan Anda)

Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat.

Perawan suci, Takhta kebijaksanaan, berkat sabda Allah kebijaksanaan ilahi telah tinggal di dalam dirimu. Engkau telah dianugerahi pengetahuan ilahi tak terhingga oleh putramu, karena sebagai makhluk paling sempurna engkau dapat menerimanya. Engkau tahu betapa besar kesulitan yang kuhadapi, betapa besar pertolongan yang kuharapkan darimu.

Dengan penuh kepercayaan akan tingginya kebijaksanaanmu, aku menyerahkan diri seutuhnya kepadamu, supaya engkau dapat mengatur berkat segala kesanggupan dan kedermawanan budimu demi keluhuran Tuhan dan keselamatan jiwaku. Sudilah kiranya Bunda menolong dengan segala cara yang paling tepat, agar tercapailah maksudku itu.

Bunda Maria, Bunda kebijaksanaan ilahi, berkenankanlah mengabulkan permohonanku yang penting ini. Aku mohon ini berdasarkan kebijaksanaanmu yang tiada bandingnya, yang dikaruniakan kepadamu oleh Sabda Ilahi, putramu.

Bersama Santo Antonius dari Padua dan Santo Leonardus dari Porto Mauritio, pewarta kebaktian “Tiga Salam Maria” yang rajin, aku berdoa untuk menghormati kebijaksanaamu yang tiada taranya.

Salam Maria 3x…

Doa Permohonan ()

Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat.

Bunda yang baik dan lembut hati, Bunda kerahiman sejati, yang akhir-akhir ini disebut sebagai ‘Bunda yang penuh belas kasih’, aku datang kepadamu, dan mohon dengan sangat, sudilah kiranya Bunda memperlihatkan belas kasihmu kepadaku.

Aku tahu bahwa aku tak pantas mendapat kurnia itu, sebab kerap kali aku menyedihkan hatimu dengan menghina Yesus, putramu.

Betapa pun besar kesalahanku, aku sangat menyesal karena telah melukai Hati Kudus Yesus dan hati kudusmu.

Engkau telah memperkenalkan diri sebagai ‘Bunda para pendosa yang bertobat’ kepada Santa Brigita. Maka, ampunilah kiranya segala tidak-tahu-terima-kasihku yang sudah-sudah. Ingatlah saja akan keluhuran Tuhan serta kerahiman dan kebaikan hatimu, yang akan terpancar dengan mengabulkan anugerah permohonan ini dengan perantaraanmu.

Bunda Perawan yang penuh kebaikan, lembut hati dan manis, belum pernah engkau membiarkan yang datang mohon pertolonganmu.

Atas kerahiman dan kebaikanmu, dan lewat doamu aku mengharap dengan sangat anugerah Roh Kudus. Dan demi keluhuran namamu, bersama Santo Alfonsus Maria de Liguori, rasul kerahimanmu serta guru kebaktian ‘Tiga Salam Maria’ ini, aku berdoa untuk menghormat kerahiman dan kebaikanmu.

Salam Maria 3x…

Doa Permohonan (Sampaikanlah apa yang menjadi harapan dan permohonnan Anda)

Bunda Maria yang baik hati, jauhkanlah aku dari dosa berat.

(Amin)

Kemuliaan

Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus,

seperti pada permulaan, sekarang, selalu dan sepanjang segala abad.

Amin

Terpujilah

Terpujilah nama Yesus, Maria dan Yosef, sekarang dan selama-lamanya.

Amin.

Tanda Salib

Atas Nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Amin

Demikian panduan doa Novena Tiga Salam Maria. Lantunkanlah doa ini dengan bersungguh-sungguh dan jangan lupa untuk mewartakannya kepada orang lain saat harapanmu terkabul. Semoga bermanfaat!

 

Thursday, September 22, 2022

TEORI BIG BANG PENCIPTAAN ALAM SEMESTA

 

Teori ini berpendapat bahwa ada suatu siklus di jagat raya. Satu siklus mengalami satu masa ekspansi dan satu masa kontraksi. Satu siklus diperkirakan berlangsung selama 30 milyar tahun. Dalam masa ekspansi terbentuklah galaksi- galaksi serta bintang-bintang di dalamnya. Ekspansi ini diakibatkan oleh adanya reaksi inti hydrogen yang pada akhirnya membentuk unsur-unsur lain yang komplek.

Pada masa kontraksi, galaksi-galaksi dan bintang-bintang yang telah terbentuk meredup dan unsure-unsur yang telah terbentuk menyusut dengan mengeluarkan tenaga berupa panas yang sangat tinggi. Disebut juga Oscillating Theory (teori mengembang dan memampat).

Keberadaan awal pada peristiwa besar ini melengkapi ketidaktahuan manusia tentang awal mula alam semesta dan merupakan bahan dari spekulasi sesungguhnya yang mempunyai dasar kuat. Teori ini mengasumsikan sekitar 15 milyar tahun lalu dimulai dari ledakan yang dahyat dan dilanjutkan dengan pengambangan alam semesta.

Point penting dari semua peristiwa ini adalah waktu, materi , energi dan ruang merupakan satu keterpaduan. Kejadian ini bukan ledakan biasa tetapi cukup memenuhi semua peristiwa dari ruang dengan semua partikel yang menjadi embrio alam semesta yang mendesak keluar dari masing-masing yang lain. 

Telah dijelaskan sebelumnya Big bang adalah teori ilmu pengetahuan yang menjelaskan perkembangan dan bentuk awal dari alam semesta. Ide sentral dari teori ini adalah bahwa teori relativitas umum dapat dikombinasikan dengan hasil pemantauan dalam skala besar pada pergerakan galaksi terhadap satu sama lain, dan meramalkan bahwa suatu saat alam semesta akan kembali atau terus. Konsekuensi alami dari Teori Big Bang yaitu pada masa lampau alam semesta punya suhu yang jauh lebih tinggi dan kerapatan yang jauh lebih tinggi. Teori Big-Bang juga dikenal teori Super Dense, menyatakan bahwa jika alam semesta mengembang pada skala tertentu, maka ketika kita pergi kembali ke dalam waktu, kelompok-kelompok galaksi akan semakin mendekat dan tentu  akan sampai pada suatu saat di mana semua materi, energi dan waktu yang membentuk alam semeseta terkonsentrasi pada suatu tempat dalam bentuk gumpalan yang sangat padat ( super dense agglomeration). 

Dengan bekerja mundur , dari peringkat resesi galaksi-galaksi yang teramati, ditemukan bahwa galaksi-galaksi itu diduga telah berada berdekatan satu sama lain sekitar  12 milyar tahun yang lalu. Dipostulasikan bahwa saat ini ledakan hebat menyebabkan alam semesta mengembang 1030 kali atau lebih dari ukuran aslinya, sebagai akibatnya gumpalan yang sangat padat dari materi dan energi berserakan menjadi banyak bagian yang semuanya berjalan dengan kecepatan berbeda-beda ke arah berbeda-beda pula. Hasil  dari ledakan ini berkondensasi membentuk benda-benda langit seperti yang ada sekarang.Pengembangan alam alam yang teramati ini merupakan kelanjutan dari proses ini. 

Teori  berkonsentrasi pada  peristiwa  spesifik   sebagai awal   alam  semesta  damenampilkan suatu evolusi progresif sejak titik itu hingga sekarang. Selama satu abad   terakhir,   serangkaian   percobaan,   pengamatan,    dan    perhitungan  yang dilakukan dengan  menggunakan  teknologi  mutakhir,  telah mengungkapkan tanpa ragu bahwa alam semesta memiliki permulaan. Para ilmuwan telah memastikan bahwa alam semesta berada dalam keadaan yang terus mengembang. Dan mereka telah menyimpulkan bahwa, karena alam semesta mengembang, jika alam ini dapat bergerak mundur dalam waktu, alam semesta ini tentulah memulai pengembangannya dari sebuah titik tunggal. Sungguh, kesimpulan yang telah dicapai ilmu pengetahuan saat ini adalah alam semesta bermula dari ledakan titik tunggal ini. Ledakan ini disebut “Dentuman Besar” atau Big-bang. Berikut beberapa teori para ahli diantaraanya ;

1.    Alexandra Friedman pada tahun 1922

Ahli yang pertama kali mencetuskan atau menemukan teori ini adalah Alexandra Friedman pada tahun 1922. Ia merupakan ahli fisika yang berasal dari Rusia. Isi dari teori yang diungkapkan adalah struktur alam semesta selalu berubah (dinamis). Berdasarkan teori dentuman besar (Teori Big Bang), alam semesta terdiri dari massa yang sangat besar dan massa jenis yang sangat besar juga. Kemudian, adanya reaksi inti mengakibatkan massa tersebut meledak dan mengembang sangat cepat hingga menjauhi pusat ledakan. Ledakan dahsyat itu terjadi sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu. 

Dalam perkembangannya, teori ini dikembangkan oleh astronom dari Amerika Serikat yaitu Edwin Hubble. Menurut Hubble, pada awalnya bintang-bintang itu berkumpul di satu titik massa yang dikenal dengan volume nol. Namun, pada suatu waktu volume nol itu meledak dan mengembang. 


Setelah terjadi ledakan dahsyat di volume nol maka semua galaksi dan bintang-bintang mengalami pergeseran cahaya bintang-bintang yang mendekati spektrum merah. Dengan kata lain, pergeseran yang terjadi akibat ledakan dahsyat mengakibatkan bintang-bintang menjauhi bumi dan perlahan-lahan saling menjauh satu sama lain. Namun, teori mendapatkan menerima penolakan dari salah satu ahli yaitu Sir Fred Hoyle. Penolakan terhadap teori ini terjadi pada pertengahan abad ke-20 saat Hoyle mencetuskan teori keadaan tetap. 

Hoyle melalui teori keadaan tetap menyatakan bahwa ukuran alam semesta tidak terbatas dan alam semesta tidak memiliki batas waktu atau akan ada sepanjang masa. Karena perbedaan gagasan inilah yang menyebabkan teori ledakan atau dentuman dahsyat mendapatkan penolakan dari Sir Fred Hoyle.

2.     Georges Lemaitre pada tahun 1927

Dilansir dari NASA Space Place, teori big bang diawali dengan dikemukakannya ide seorang astronom bernama Georges Lemaitre pada tahun 1927. Lemaitre beranggapan bahwa alam semsta dimulai dari satu titik yang emudian menembang menjadi besar secara terus-menerus sehingga menjadi alam semsta kita sekarang. Pendapat Lemaitre kemudian dikuatkan oleh penemuan Edwin Hubble pada 1929. Hubble menemukan bahwa galaksi di sekitar Bima Sakti saling menjauhi satu sama lain secara terus-menerus. Jika galaksi terus-menerus menjauhi satu sama lain, berarti alam semesta memang berkembang semakin besar setiap waktunya. Hal ini juga berarti alam semesta pernah sangat kecil sebelum akhirnya menjadi sebesar sekarang.



Dilansir dari NASA Space Place, 14 miliar tahun yang lalu alam semesta dimulai dengan awan mungil yang sangat panas dimana partikel-partikel bercampur dengan energi dan cahaya. Awan mungil tersebut kemudian berkembang dan menyebarkan partikel-partikel neutron, elektron, dan proton. Pada teori dentuman besar atau big bang ini sebenarnya tidak terjadi ledakan. Alam semesta hanya mengembang ke segala arah. Dilansir dari Khan Academy, beberapa partikel yang tersebar membentuk atom dan saling bertabrakan satu sama lain menyebabkan reaksi fusi nuklir. Inilah kelahiran dari bintang pertama yang diperkirakan terjadi 200 miliar tahun yang lalu. Matahari adalah salah satu bintang yang merupakan pusat dari tata surya kita. Di sekitar bintang terdapat partikel-partikel yang memengelilinga dan terpengaruh pada gaya gravitasinya. Partikel-partikel tersebut kemudian membentuk atom dan molekul dan membentuk planet-planet. Karena bintang dan planet dapat terlahir, mereka juga dapat mati dan membentuk lubang hitam (black hole). Pembentukan planet dan bintang terus berlangsung selama miliaran tahun. Alam semesta semakin meluas dan terus mengembang ke segala arah tanpa pernah berhenti.

(di kutip dari di Kompas.com dengan judul "Teori Dentuman Besar”)

3.    Stephen Hawking pada tahun 1993

Ledakan ini terlempar ke segala penjuru. Ledakan purba yang mahadahsyat ini disebut dengan Ledakan Besar (Big Bang). Inilah permulaan alam semesta dan dengan ini dimulai juga waktu. Sebelum ada Ledakan Besar belum ada waktu, dan keadaan ini disebut sebagai singularitas; Singularitas merupakan momentum ketika suhu, kerapatan, dan kelengkungan alam semesta semuanya bernilai tak terhingga. Dengan kata lain, singularitas adalah kenyataan yang tidak bisa diukur dan tidak diatur oleh hukum alam. Singularitas merupakan penyebab terjadinya dua wilayah. Pertama, singularitas merupakan awal- mula yang berkembang dalam alam semesta (the present expansion of the universe). Dengan ini, singularitas pada umumnya dianggap sebagai awal-usul alam semesta. Kedua, singularitas merupakan ledakan partikel- partikel dari konsentrasi masa yang menjadi cikal-bakal bintang-bintang dalam alam raya (high-mass concentration such as burnt-out stars).

Stephen Hawking menjelaskan bahwa satu detik setelah peristiwa Big Bang, temperatur berkisar 10 milyar derajat Celcius. Pada saat itu alam semesta memuat foton, elektron, neutron, proton, dan neutron. Kebanyakan elektron dan antielektron (positron) saling membinasakan diri dan menciptakan foton (bagian elementer terkecil dari sinar). Kira- kira seratus detik kemudian, temperatur jatuh ke 1 milyar derajat saja. Proton dan neutron menyatukan diri menjadi inti atom hidrogen berat (deuterium), lalu terbina inti atom helium dan inti dari beberapa unsur kimiawi lebih berat seperti lithium. Beberapa jam saja setelah Big Bang, terbentuklah zat helium dan unsur-unsur kimiawi lain. Dengan turunnya temperatur ke beberapa ribuan derajat Celcius, elektron-elektron dan inti- inti atom menyatukan diri – karena daya tarik-menarik masing-masing – menjadi atom-atom. Dengan demikian, kita sampai pada kekuatan inti dari alam semesta.

Menurut Stephen Hawking, waktu yang dibutuhkan evolusi alam semesta adalah 13,7 milyar tahun. Artinya, alam semesta terjadi sejak peristiwa Big Bang sampai sekarang berlangsung kurang-lebih 13,7 milyar tahun. Apa yang dinyatakan Hawking adalah waktu kosmologis, bukan waktu liturgis. Jika kita melihat perbedaan waktu penciptaan yang butuh 6 hari dan waktu evolusi 13,7 milyar tahun, hal ini bukan untuk dipertentangkan. Alasannya dua konsep waktu berbeda. Waktu kosmologis adalah waktu yang nyata (real time) dan waktu liturgis adalah waktu sebagai simbol (symbolic time). Waktu kosmologis mau bicara waktu yang berlangsung (proses evolusi kosmos), sementara waktu liturgis yang menyimbolkan perihal liturgi (bukan waktu yang nyata).

Akhirnya, berkaitan dengan evolusi alam semesta, Stephen Hawking mengajukan pertanyaan-pertanyaan fundamental: “Mengapa ada sesuatu, bukan ketiadaan? Mengapa ada hukum alam tertentu, bukan yang lain?” Menanyakan siapa yang menciptakan alam semesta itu masuk akal, tapi jika jawabannya adalah Tuhan, maka pertanyaannya sekadar bergeser menjadi siapa yang menciptakan Tuhan. Dalam pandangan demikian, diakui bahwa ada sesuatu yang tak perlu pencipta, dan sesuatu disebut Tuhan. Tapi kami nyatakan bahwa pertanyaan- pertanyaan itu semuanya bisa dijawab dalam ranah sains saja, tanpa perlu membawa-bawa sosok ilahi.47 Berdasarkan pernyataan Hawking, seolah-olah proses evolusi alam semesta tidak perlu campur tangan  Allah. Seolah-olah evolusi alam semesta hanya semata-mata peristiwa natural, bukan peristiwa supranatural.

Stephen Hawking menyatakan bahwa kita hanya tahu apa yang terjadi setelah peristiwa Big Bang. Sebaliknya, kita tidak mengetahui apa pun yang terjadi sebelum Big Bang. Peristiwa sebelum Big Bang tidak dapat menjadi bagian sains untuk alam semesta. Karenanya, kita sebaiknya menyingkirkan peristiwa sebelum Big Bang dari sains. Bagaimanapun, peristiwa sebelum Big Bang belum memasuki ruang dan waktu dan tak bisa dijelaskan karena sains tidak mampu membuat penelitian ilmiah di dalamnya. Kita mesti mengatakan bahwa ruang dan waktu punya permulaan dalam peristiwa Big Bang (Ledakan Besar). Hawking menegaskan bahwa banyak orang tak suka gagasan bahwa waktu punya permulaan, barangkali karena terkesan melibatkan campur tangan Ilahi.

4.     Karen C. Fox  pada tahun 2002

Menurut Karen C. Fox, ada tiga fakta yang mendukung Teori Big Bang. Pertama, alam semesta ini terus berkembang dengan memperluas wilayahnya. Kedua, alam semesta ini berisi gas helium dan atom-atom yang lain yang merupakan jejak masa lampau. Ketiga, sisa-sisa dari radiasi dalam alam semesta berasal dari Ledakan Besar pada awal mula alam semesta.

Dalam konteks ilmiah, Karen C. Fox menjelaskan tentang makna ketiadaan (nothingness). Pada awal mula, tidak ada apa pun. Hal ini bukanlah sungguh-sungguh ketiadaan, melainkan ketiadaan yang mempunyai potensi untuk mengada. Sebuah ketiadaan yang mempunyai kandungan energi yang tiba-tiba memancarkan eksistensinya dengan begitu cepat. Ketiadaan ini mempunyai cukup energi untuk lepas-landas yang meledak begitu hebat. Peristiwa ini seperti momen kecil yang sangat tak terbatas. Momen ini selanjutnya menjadi “terang” melintasi waktu dan ruang. Seluruh ruang dan waktu diciptakan dalam momen tersebut. Di dalamnya, energi perlahan-lahan, menjadi materi –proton, neutron, dan poton. Alam semesta yang kecil ini terus berkembang menjadi bintang-bintang dan planet-planet, dan akhirnya bangsa manusia hadir di dalamnya.



                            TEORI PENCIPTAAN ALAM SEMESTA


Teori big bang merupakan teori mutakhir tentang penciptaan alam semesta. Sebelumnya telah berlaku berbagai teori kejadian alam semesta dengan sejumlah pendukung dan penentangnya. Seperti Teori Keadaan Tetap (Steady State Theory) yang diusulkan pada tahun 1948 oleh H. Bondi, T. Gold, dan F. Hoyle dari Universitas Cambridge (Tjasyono, 2006; 51). Menurut teori ini, alam semesta tidak ada awalnya dan tidak akan berakhir. Dalam teori keadaan tetap tidak ada asumsi bola api kosmik yang besar dan pernah meledak. Alam semesta akan datang silih berganti berbentuk atom-atom hidrogen dalam ruang angkasa, membentuk galaksi baru dan menggantikan galaksi lama yang bergerak menjauhi kita dalam ekspansinya.

Teori lainnya yang cukup akomodatif dari kedua teori di atas adalah teori osilasi. Keyakinan tentang kejadian alam semesta sama dengan Teori Keadaan Tetap yaitu bahwa alam semesta tidak awal dan tidak akan berakhir. Tetapi model osilasi mengakui adanya dentuman besar dan nanti pada suatu saat gravitasi menyedot kembali efek ekspansi ini sehingga alam semesta akan mengempis (collapse) yang pada akhirnya akan menggumpal kembali dalam kepadatan yang tinggi dengan temperatur yang tinggi dan akan terjadi dentuman besar kembali. Setelah big-bang kedua kali terjadi, dimulai kembali ekspansi kedua dan suatu saat akan mengempis kembali dan meledak untuk ketiga kalinya dan seterusnya.

Di tempat lain para ilmuwan sibuk mengusulkan teori lain tentang terciptanya tata surya. Bagi para ilmuwan, formasi tata surya sangat menarik karena keteraturan planet-planet mengelilingi matahari. Bersamaan dengan itu, satelit planet juga mengitari planet induknya. Adalah Izaac Newton (1642-1727) yang memberi dasar teori mengenai asal mula Tata Surya. Ia menyusun Hukum Gerak Newton atau Hukum Gravitasi yang membuktikan bahwa gaya antara dua benda sebanding dengan massa masing-masing objek dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua benda. 

Teori Newton menjadi dasar bagi berbagai teori pembentukan Tata Surya yang lahir kemudian, sampai dengan tahun 1960 termasukdidalamnya teori monistik dan teori dualistik. Teori monistik menyatakan bahwa matahari dan planet berasal dari materi yang sama. Sedangkan teori dualistik menyatakan matahari dan bumi berasal dari sumber materi yang berbeda dan terbetuk pada waktu yang berbeda.

Tahun 1745, George Comte de Buffon (1701-1788) dari Perancis mempostulatkan teori dualistik dan katastrofi yang menyatakan bahwa tabrakan komet dengan permukaan matahari menyebabkan materi matahari terlontar dan membentuk planet pada jarak yang berbeda. Kelemahan dari teori Buffon tidak bisa menjelaskan asal datangnya komet. Ia hanya mengasumsikan bahwa komet jauh lebih masif dari kenyataannya.

Filsuf Perancis, Rene Descartes (1596-1650) mempercayai bahwa ruang angkasa terisi oleh fluida alam semesta dan planet-planet terbentuk dalam pusaran air. Teori ini tidak didukung oleh dasar ilmiah yang kuat sehingga banyak yang menolaknya. Namun demikian, nampaknya menjadi inspirasi bagi Immanuel Kant (1724-1804) bahwa ada kemungkinan bahwa alam semesta itu berasal dari sesuatu “lembut” dan lebih lebit dari fluida yaitu adanya awan gas yang berkontraksi dibawah pengaruh gravitasi sehingga awan tersebut menjadi pipih. Gagasan Kant didasarkan dari Teori Pusaran Descartes yang merubah asumsi dari fluida menjadi gas.

Setelah adanya teleskop, William Herschel (1738-1822) mengamati adanya nebula yang awalnya dianggap sebagai kumpulan gas yang gagal menjadi bintang. Tahun 1791, ia melihat bintang tunggal yang dikelilingi oleh hallo yang terang. Asumsi inilah yang kemudian berkembang dan menaik kesimpulan sementara bahwa bintang itu terbentuk dari nebula dan hallo merupakan sisa dari nebula.

Teori nabula semakin mantap setelah Pierre Laplace (1749-1827) menyatakan awan gas dan debu yang berputar secara perlahan akan menjadi padu akibat gravitasi. Pada saat padu, momentum sudut dipertahankan melalui putaran yang dipercepat sehingga terjadilah pemipihan. Selama dalam kontraksi, materi di pusat pusaran menjadi matahri dan materi yang terlepas dan memisahkan diri dari piring pusaran membentuk sejumlah cincin. Material di sekitar cincin juga membentuk pusaran yang lebih kecil dan terciptalah planet-planet.

Teori Laplace ditentang oleh Clerk Maxwell (1831-1879). Menurut Maxwell teori cincin hanya bisa stabil jika terdiri dari partikel-partikel padat. Jika bahannya dari gas seperti pendapat Laplace maka tidak akan terbentuk planet. Menurut Maxwell cincin tidak bisa berkondensasi menjadi planet karena gaya inersianya akan memisahkan bagian dalam dan luar cincin. Seandainya proses pemisahan bisa terlewati, massa cincin masih jauh lebih masif dibanding massa planet yang terbentuk.

Thomas C. Chamberlin (1843 1928) ahli geologi dan Forest R. Moulton (1872 1952) seorang ahli astronomi mengajukan teori lain yaitu Teori Planetesimal. Menurut teori ini, matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang banyak. Pada suatu masa, entah kapan, ada sebuah bintang berpapasan pada jarak yang tidak jauh. Akibatnya, terjadilah peristiwa pasang naik pada permukaan matahari. Sebagian dari masa matahari itu tertarik ke arah bintang lewat. Material yang tertarik ada yang kembali ke matahari dan sebagian lainnya terlepas dan menjadi planet-planet

Teori lain yang mirip dengan teori Chamberlin dan Moulton adalah teori pasang surut yang dikemukakan oleh Sir James Jeans (1877 1946) dan Harold Jeffreys (1891) yang keduanya berkebangsaan Inggris. Peristiwa pasang surutnya digambarkan oleh Jeans dan Jeffreys adalah seperti cerutu. Artinya ketika bintang lewat mendekati matahari, pada waktu itu masa matahari tertarik dengan bentuk menjulur keluar seperti cerutu. Setelah jauh, cerutu tersebut menetes dan tetesannya membentuk planet-planet.

Sebagian ahli juga percaya bahwa ketika matahari mulai memijar, angin matahari berhembus sangat kencang sehingga menerpa gumpalan-gumpalan debu calon planet. Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars terkena dampak langsung sehingga debu calon planet sebagian terhempas dan “telanjanglah” planet-planet tersebut. Sementara Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus masih tetap seperti planet “debu” sehingga bentuknya masih berukuran raksasa. Dengan landasan pada asumsi dan teori ini, maka sangat aneh adanya planet pluto yang berwujud terestrial (padat). Pertanyaan inilah yang belum dapat dijawab dan untuk sementara “ditunda” statusnya sebagai planet. Adapun bulan atau satelit padat di sekitar planet- planet debu berukuran besar itu karena lebih dulu memadat yang kemudian bergerak mengitari planet induknya.